Konsep
Informasi: Hubungan Data, Informasi, dan Pengetahuan
Menurut Saracevic,
definisi-definisi tentang informasi bukanlah klasifikasi mutlak, tetapi
rangkaian perjalanan informasi (information journey) yang kerumitannya semakin
bertambah (Rivalina, 2004:203). Berbicara tentang informasi akan selalu
berhubungan dengan data. Oleh karena itu, terlebih dahulu perlu kita bahas
pengertian data.
A. Pengertian Data
1. Menurut
Pendit (1992), data adalah hasil observasi langsung terhadap suatu kejadian,
yang merupakan perlambangan yang mewakili objek atau konsep dalam dunia nyata
2. Menurut
Ralston dan Reilly (Chamidi, 2004: 314), data didefinisikan sebagai fakta atau
apa yang dikatakan sebagai hasil dari suatu observasi terhadap fenomena alam.
Data bisa berupa tulisan atau gambar yang dilengkapi dengan nilai tertentu.
B. Informasi
Ada
tiga makna dari kata informasi
1. Informasi
sebagai suatu proses
Yaitu merujuk pada kegiatan-kegiatan
menjadi terinformasi
2. Informsi
sebagai pengetahuan
Informasi mengacu pada segala kejadian
di dunia (entitas) yang tidak terhingga, yang tak dapat disentuh, atau sesuatu
yang abstrak.
3. Informasi
dianggap sebagai suatu benda atau penyajian yang nyata dari pengetahuan.
Ø Informasi
sebagai benda yang nyata, dilihat dari symbol-simbol dan dapat ditangkap oleh
pancaindra manusia serta dapat saling dipertukarkan.
Ø Informasi
dianggap sebagai bahan mentah yang nyata, yang berada diluar manusia yang
memerlukan pemrosesan lebih lanjut.
Dalam
hubungannya dengan sistem informasi, informasi dapat didefinisikan sebagai
berikut:
1. Menurut
Teskey (Pendit, 1992), informasi adalah kumpulan data yang terstruktur yang
disampaikan seseorang kepada orang lain.
Ø Sebagai
benda nyata (information as a thing)
Ø Sebagai
sesuatu yang abstrak
2. Goedon
B Davis (1999: 28), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah
bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan
saat ini atau mendatang.
3.
Oxford
English Dictionary, Informasi adalah sesuatu yang
diberitahukan atau dijelaskan (that
of which is appised or told),
keterangan (intelligence), dan berita
(news) (Zorkoczy, 1998: 9).
4.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, informasi disebutkan sebagai
berikut.
Keterangan, pernyataan, gagasan, serta
tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta, maupun
penjelansannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam
berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
serta komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.
Terkait
dengan mutu informasi Buckland (Revalina, 2004: 203), menjabarkan informasi
menjadi tiga:
a.
Information-as-
process (berperan menyampaikan)
b.
Information-as-knowledge
(sesuatu
yang dirasakan dalam
information-as-process, pengetahuan yang dikomunikasikan), dan
c.
Information-as-thing,
informasi
adalah objek, seperti data dan dokumen yang dapat memberikan informasi.
Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater (Davis,
1999: 58-59), informasi dalam konteks sistem informasi akan menjadi bernilai, semakin
formal, dan ideal apabila didasarkan pada sepuluh sifat berikut.
1.
Accessibility
2.
Luas dan lengkapnya (comprehensiveness)
3.
Ketelitian (accuracy)
4.
Kecocokan (appropriateness)
5.
Ketepatan waktu (timeliness)
6.
Kejelasan (clarify)
7.
Keluwesan (flexibility)
8.
Dapat dibuktikan (verifiability)
9.
Tidak ada prasangka (freedom from bias)
10. Dapat
diukur (quantifiable)
C. Jenis-jenis informasi
Jenis-jenis
informasi menurut Soetaminah (1991) terdiri atas hal-hal berikut.
1. Informasi
untuk kegiatan politik. Informasi ini digunakan para politikus dalam melakukan
kegiatan politiknya.
2. Informasi
untuk kegiatan pemerintahan. Informasi ini digunakan para pejabat untuk
menyusun rencana, membuat keputusan, dan kebijakan-kebijakan pemerintah.
3. Informasi
untuk kegiatan sosial. Informasi ini digunakan oleh pemerintah untuk menyusun
rencana-rencana, membuat keputusan dan kebijakan, serta menentukan program
kerja, antara lain untuk program-program
kerja kesehatan, pendidikan, atau diluar kegiatan utama dari departemen
yang membawahinya.
4. Informasi
untuk dunia usaha. Informasi yang dibutuhkan untuk dunia usaha mencakup
masalah-masalah:
a. Pemupukan
modal usaha melalui pinjaman dari bank
b. Investasi
c. Lokasi
pabrik
d. Berbagai
macam hal yang terkait dengan produksi,
e. Hubungan
perusahaan perusahaan dengan pemerintahan
f. Persaingan,
alih teknologi, dan lain-lain.
5. Informasi
untuk kegiatan militer. Informasi ini diperlukan untuk pejabat militer agar
selalu mengikuti informasi kemiliteran yang meliputi perubahan sistem
persenjataan, perubahan sistem logistic, perubahan sistem administrasi,
perencanaan strategi, dan pembianaan pasukan.
6. Informasi
untuk penelitian. Untuk melakukan penelitian, seorang peneliti perlu mengetahui
berbagai macam penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain, termasuk
hasilnya. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari duplikasi penelitian.
7. Informasi
untuk pengajar, baik guru maupun dosen, membutuhkan informasi untuk memperluas
cakrawala pengetahuan.
8. Informasi
untuk tenaga lapangan. Tenanga lapangan, baik penyuluh pertanian maupun
penyuluh kesehatan, adalah orang-orang yang bekerja memberikan informasi kepada
masyarakat.
9. Informasi
untuk individu. Adalah informasi yang dibutuhkan seseorang sesuai dengan
statusnya dalam masyarakat, pendidikannya, dan kegiatannya.
10. Informasi
untuk pelajar dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa membutuhkan informasi guna
mengembangkan pengetahuannya.
Terkait
dengan dokumentasi,ada pembagian jenis informasi lain seperti yang disebutkan
Pramanto (2004) dalam Wulandari, dkk (2007), yaitu
Ø Informasi
yang terekam dalah informasi yang dapat direkam melalui berbagai alat atau
media, antara lain media grafis, media elektronik, dan media audiovisual, tak
terkecuali media cetak. Selanjutnya, jenis informasi ini disebut dokumen.
Ø Informasi
tak terekam adalah informasi yang beluma atau tidak dapat direkam karena
situasi dan kondisi serta nilai kepentingan yang dikandung informasi itu.
D. Karakteristik Informasi
Dalam
suatu organisasi, karakteristik informasi disesuaikan dengan jajaran manajemen
untuk menyelaraskan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tugas yang
diembannya. Oleh karena itu, jajaran manajemen waktu perlu mengenali
karakteristik informasi, seperti yang Wulandari (2007) tulis sebagai berikut.
1. Luas
informasi
Adalah seberapa luas ruang lingkup
informasi tersebut.
2. Kepadatan
informasi
adalah seberapa berisinya informasi yang
diterima.
3. Ferkuensi
informasi
Artinya keseringan informasi atau
tingkat rutinitas informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing tingkatan
manajemen.
4. Waktu
dan informasi
Adalah informasi tentang kondisi atau
situasi yang telah dilalui dan akan dihadapi oleh organisasi tersebut di masa
depan.
5. Sumber
informasi
Berarti sumber dari mana informasi
tersebut didapat, yaitu
a. Sumber
internal banyak dibutuhkan oleh manajemen tingkat bawah untuk mengontrol kegiatan-kegiatan
operasional sehari-hari.
b. Sumber
eksternal banyak dibutuhkan oleh
manajemen menengah dan atas yang digunakan untuk mendukung pengambilan
keputusan strategis yang berjangka panjang.
E. Pengetahuan
Adalah
sesuatu yang digunakan manusia untuk memahami dunia, yang dapat diubah
berdasarkan informasi yang diterima. Pengetahuan si A bisa berbeda dengan
pengetahuan si B, berdasarkan informasi yang sama. Dengan demikian, informasi
dan data merupakan sarana baku untuk menunjang dan meningkatkan kegiatan bidang
ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi.
Perbedaan
konsep data, informasi, dan pengetahuan dijelaskan oleh Teskey (Pendit,1992:
80-81) berikut.
a.
Data adalah hasil dari observasi
langsung terhadap suatu kejadian. Ia merupakan entitas (entity) yang dilengkapi dengan nilai tertentu. Entitas ini
merupakan perlambangan yang mewakili objek atau konsep dalam dunia nyata.
b.
Informasi adalah kumpulan data yang
terstruktur untuk memperlihatkan hubungan-hubungan entitas di atas.
c.
Pengetahuan adalah model yang
digunakan manusia untuk memahami dunia
dan yang dapat diubah-ubah oleh informasi yang diterima pikiran manusia.
Hubungan
informasi dan pengetahuan menurut para ahli:
a. Nitecki
1985, dalam (Pendit, 1992: 81)
Konsep informasi dan pengetahuan selalu
merujuk pada suatu hubungan yang terus-menerus antara informasi yang baru
diperoleh dan pengetahuan yang masih statis pada saat informasi tersebut
diterima.
b. Sulistyo
Basuki (2011)
Informasi dimulai dengan sebuah
peristiwa (event), peristiwa itu
direpsentasikan dalam bentuk simbol. Simbol ini dapat berupa teks, angka,
suara, gambar, gabungan dua jenis simbol atau lebih, serta gabungan yang diatur
dengan peraturan dan formulasi sehingga menjadi informasi, bila ditransformasi
ke manusia lain, hal itu berubah menjadi pengetahuan (knowledge). Manusia yang memperoleh pengetahuan akan menjadi lebih
bijak (wise) daripada manusia
sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar