Latar
Belakang Ilmu Informasi dan Ruang Lingkup Ilmu Informasi
Menurut Vickery & Vickery (1987),
tahap baru dalam perkembangan pendekatan ilmiah terhadap kajian tentang sistem
informasi dimulai pada tahun 1948, masyarakat bangsawan di London membahasnya
dalam konferensi informasi ilmiah. Sepuluh tahun kemudian dalam Konferensi
Internasional Informasi Ilmiah yang diorganisasi oleh United Stated National
Science Foundation, bidang ini mendapat perhatian yang lebih mendalam.
Perkembangan sistem informasi
§ Kemudian, sejak 1966,
kemajuannya ditunjukkan dengan adanya survey oleh majalah Annual Review in Information Science and Technology.
§ Pada tahun 1970, Tefko
Saracevic mengembangkan penelitian tentang ilmu informasi yang dibukukan dari paperterseleksi sehingga mengalami
perkembangan dalam beberapa dekade:
1.
Bagian
pertama dari buku tersebut ditujukan pada fenomena dasar dari hakikat informasi, perilaku pengetahuan , literatur
dan pemakai, serta konsep relevansi.
2.
Bagian
kedua dari sistem informasi difokuskan pada fungsi-fungsi informasi, yaitu
sejak informasi disiapkan, dianalisis, diolah, dan ditemu balik hingga kembali
menjadi penyiapan pembuatan dokumen.
3.
Bagian
ketiga buku ini dikhususkan pada evaluasi system temu kembali informasi.
Hal ini sejalan dengan
kejadian perubahan organisasi American Documentation yang pada tahun 1971
berubah nama menjadi ASIS (American Society for Information Science. Menurut
anggaran dasar ASIS, ilmu informasi adalah kajian mengenai pencetus, pemakai,
penggunaan, karakteristik, dan distribusi rekaman grafis.Hal ini merupakan
perubahan dari pengertian dokumentasi seusai Perang Dunia II (Sulistyo Basuki,
1991).
Istilah ilmu informasi pertama kali
muncul dari penyamaran ahli informasi. Beberapa ahli informasi yang qualifiedmelakukan riset mengenai perkembangan-perkembangan
industri ke peranan baru, yaitu memberikan layanan informasi secara aktif
kepada teman sejawat mereka. Para pakar lebih menganggap diri mereka sebagai
ahli informasi daripada ahli riset.Ketika pekerjaan itu berkembang dan
diformalkan, kebutuhan memberikan training
untuk mereka yang ingin masuk dalam kedudukan sebagai ahli informasi
muncul.Pada waktu tertentu, training
itu disebut ilmu informasi.
Pada awalnya, isi dari ilmu
informasi menekankan pada kemampuan praktis yang dibutuhkan dalam memberikan
layanan informasi yang mencakup pengetahuan dan pengalaman terhadap
sumber-sumber informasi, pengelolaan dokumen dalam arti pengindeksan dan
pengabstrakan,dan penanganan pertanyaan-pertanyaan pemakai. Dalam waktu
tertentu, komputer dan telekomunikasi telah memainkan perananya menjadi lebih besar
dan mendorong skala pemakaian fasilitas informasi.Hal tersebut telah mendorong
ahli informasi mendapatkan kemampuan analisis sistem dan kemampuan manajemen.
Isi
potensial dari ilmu informasi (meskipun masih tampak sebagai training) telah berkembang menjadi lebih
luas. Pada tahun 1976, Institut Ahli Informasi (Institute of Information
Scientiest) di London mengembangkan satu set kriteria ilmu informasi sebagai
suatu bimbingan topik yang sangat beguna bagi pedoman kursus. Versi terakhir
dari krteria ilmu informasi akan digambarkan pada bagian berikut.
A. RUANG
LINGKUP INFORMASI
Menurut Vickery
& Vickery (1987) keriteria terbaru dari ilmu informasi dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian.
1.
Bagian
utama atau topik inti terdiri atas hal berikut ini:
a.
Pengetahuan
dan komunikasi pengetahuan tersebut
Adalah alur komunikasi pengetahuan
dari si pengarang, ditransfer, kemudian digunakan oleh seseorang.Lalu, menjadi
pengetahuan baru.
b.
Sumber-sumber
informasi
Sumber informasi dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan besar, yaitu dokumen dan nondokumen.
Nondokumen adalah manusia yang bisa
terdiri atas pengarang, dosen/pengajar, dan teman seprofesi. Sumber dokumen
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu,
1)
Sumber
informasi primer didapatkan dari karya asli yang ditulis secara lengkap dan
yang terdiri atas:
§
Monograph, yaitu buku teks yang dapat
berupa karya dari penulis asli: pengarang tunggal dan ganda; editor; terjemahan
dan saduran; atau dapat berseri dan berjilid dengan objek bahasan sama
§
Artikel
majalah, yaitu bisa berupa hasil penelitian atau tinjauan pustaka yang
dilengkapi dengan abstrak atau inti sari yang dibuat oleh si pengarang
§
Reportase
yang dapat berupa hasil wawancara dengan seseorang dan laporan pandangan mata
§
Hasil
penelitian: hasil penemuan baruyang didasarkan pada hipotesis yang dikaji
kebenarannya atau hasil observasi terhadap suatu kejadian uang telah diuji
kebenarannya
§
Skripsi,
tesis, atau disertasi: karya tulis untuk mempertanggungjawabkan penyelesain
pendidikannya.
2)
Sumber
sekunder adalah hasil ringkasan sumber primer dan merupakan alat bantu untuk
menemukan sumber primer. Contohnya, ensiklopedia, kamus, bibliografi, kumpulan
indeks, kumpulan abstrak, sumber biografi, katalog perpustakaan, dan lain-lain.
3)
Sumber
tersier adalah ringkasan dari sumber sekunder. Contoh,
§
Indeks
abstrak, yaitu kumpulan abstrak yang diterbitkan dalam bentuk majalah dan
§
Blibliografi
dari bibliografi, yaitu daftar dari beberapa bibliografi yang diterbitkan dalam
bentuk majalah yang dapat digunakan untuk menemukan bibliografi tertentu dalam
waktu cepat. Misalnya, Bibliografi of
Bibliografi Human Right for Children.
c.
Pengelolaan
informasi
Organisasai informasi adalah bagaimana
mengolah informasi mulai dari informasi tersebut disiapkan, diinventaris,
dikatalog, diklarifikasi, sampai dilayankan.
d. Temu kembali informasi
Temu kembali informasi, yaitu proses
penemuan kembali informasi dalam suatu system informasi atau pangkalan data (Suwanto, 2009: 1-3).
Dalam temu informasi ada dua cara yang digunakan,
1) Penelurusuran secara manual
Penemuan kembali informasi menggunakan
cara-cara manual, tanpa bantuan komputer.Misalnya, mencari informasi melalui
katalog perpustakaan, melalu buku indeks, atau melalui bibliografi.
2)
Penelusuran
secara elektronis
Yaitu penemuan kembali
informasi yang dibutuhkan pemakai dalam suatu pangkalan data atau system
informasi dengan menggunakan sarana-sarana elektronis.
Menurut Belkin (1985) seperti dikutip
Suwanto (2000: 383), ada lima focus perhatian pada kajian temu kembali
informasi, yaitu
§
Perpindahan
informasi dalam sistem informasi
§
Pemikiran
tentang informasi yang diinginkan
§
Efektivitas
sistem dan perpindahan informasi
§
Hubungan
antara informasi dan penciptanya
§
Hubungan
antara informasi dan pemakai
e.
Penyebaran
informasi
Penyebaran informasi
terpilih (dissemination information) adalah suatu prosedur untuk memberikan acuan
dari dokumen-dokumen yang dibutuhkan pemakai yang berhubungan dengan bidang
atau subjek yang diminati dalam waktu tertentu. Hal ini dilakukan untuk menghindari
keharusan pemakai membaca keseluruhan buletin abstrak, misalnya dari bulletin chemical abstractsyang sangat banyak dan
tulisannya kecil (Sulistyo-Basuki, 1992: 173-174).
f.
Manajemen
informasi
Menurut Wikipedia manajemen
informasi adalah the collection and
management of information from one or more sources and the distribution of that
information to one or more audiences.Artinya adalah kumpulan dan
pengelolaan informasi dari satu atau beberapa sumber dan pendistribusiannya
kepada satu atau beberapa pemakai.
Akan tetapi, menurut James
Robertson (www.steptwo.com.au/category/papers/informationmanagement ), definisi tersebut masih
membingungkan. Menurutnya, information managementadalah
penerapan teknologi baru untuk mengatasi masalah-masalah semacam content managementatau manajemen dari
isi sistem informasi atau lembaga informasi, pengelolaan dokumen, sarana-sarana
sistem informasi (perpustakaan), dan penerapan portal pada lembaga tersebut.
Menurutnya, komponen manajemen informasi meliputi orang, proses, teknologi, danisi.Semua
komponen ini harus berusaha keras agar manajemen informasi dalam organisasi
bisa berjalan dengan efektif.
2.
Bagian
pelengkap, yaitu
a.
Pengelolaan
data
b.
Metode
penelitian
c.
Bibliometrik
(beberapa aspek dari matematik dan statistik)
d.
Linguistik
e.
Pengetahuan
bahasa asing, dan
f.
Teknologi
informasi
B. PENGEMBANGAN
MANAJEMEN INFORMASI
Manajemen
informasi adalah suatu payung yang mencakup semua sistem dan proses dalam suatu
organisasi tersebut. Dalam istilah teknologi, manajemen informasi meliputi
sistem-sistem berikut.
1.
Content management system (CMS)/ sistem manajemen
berdasarkan isi adalah sistem menejemen yang melihat isi informasinya. CMS
mendukung kreasi, manajemen, penerbitan, dan penemuan dalam informasi
perusahaan (web content management).
Sistem ini difokuskan pada isi online
(online content) yang ditargetkan
untuk website perusahaan ataupun
internet.
2.
Enterprise content
management system (ECMS)/
system informasi manajemen perusahaan berdasarkan isi adalah suatu sistem
manajemen yang terdiri atas inti manajemen yang didasarkan web dengan menambahan kemampuan-kemampuan untu mengelola ruang
lingkup organisasi yang lebih luas. Hal ini sering berisi manajemen dokumen,
manajemen record, manajemen asset
digital, atau keistimewaan-keistimewaan perusahaan.
3.
Document management sysem (DMS)/ sistem pengelolaan
dokumen didesain untuk membantu organisasi mengelola kreasi dan alur dokumen
melalui syarat-syarat yang disentralkan pada repository atau kekayaan lokal
serta alur kerja yang membuka ketentuan-ketentuan bisnis dan metadata. Focus
DMS terletak pada penyimpanan dan temu kembali apad sumber-sumber elektronik
dengan format orisinalnya.
4.
Records management system (RMS)/ system record
manajemen: (AS4390) mendefinisikan pemeliharaan sistem record sebagai sistem informasi yang menangkap, mengutamakan, dan
memberikan akses kepada record-record
sepanjang waktu.
5.
Digital asset management (DAM) system/ digital asset manajemen system mendukung penyimpanan,
penemuan kembali, dan penggunaan kembali objek-objek digital dalam suatu
organisasi.
6.
Brand management system (BMN)/ system manajemen
perusahaan adalah aplikasi spesifik dari beberapa kategori produk DAM pada
manajemen materi-materi periklanan dan produksi.
7.
Librarian management system
(LMS)/
system manajemen perpustakaanmemberikan suatu solusi lengkap untuk administrasi
semua fungsi perpustakaan dan layanan ke masyarakat
8.
Digital imaging system atau system gambar digital
mengautomasikan kreasi versi-versi elektronik dari dokumen-dokumen yang berupa
kertas (semacam bentuk PDGs atau TIFFs) dan digunakan sebagai masukan pada
system record manajemen.
9.
Learning management system (LMS)/ system manajemen
untuk pembelajaran mengautomasikan administrasi dan pembelajaran-pembelajaran
lain. Hal ini mencakup pendaftaran beasiswa, pengelolaan sumber-sumber
pelatihan, hasil-hasil record, dan
kursus-kursus umum administrasi. LMS didesain untuk memenuhi kebutuhan trainer dan pengajar.
10. Learning
content management system (LCMS)/
sistem manajemen isi pengajaran memadukan kemampuan dari CMS dengan LMS. Hal
ini memungkinkan mereka untuk mengelola kedua isi bahan-bahan training dan administrasi dari training tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar